Landmark Sastra Terpenting Yang Ada di Amsterdam

Landmark Sastra Terpenting Yang Ada di Amsterdam – Sejarah dari Amsterdam ditandai dengan hasil sastranya dan kota ini sudah mampu menghasilkan beberapa penulis inovatif, yang karyanya dihargai di seluruh dunia. Disposisi yang baik terhadap kata-kata tertulis ini tercermin dari landmark sastra kota yang menarik.

1. Mozes en Aäronkerk

Landmark Sastra Terpenting di Amsterdam

Gereja Katolik yang sangat besar ini memiliki sejarah yang menakjubkan yang dapat ditelusuri kembali ke tahun-tahun awal Reformasi. Jemaat aslinya membeli beberapa townhouse di sekitar Kawasan Yahudi Amsterdam dan kemudian mengubah plot ini menjadi gereja rahasia. Perilaku klandestin ini diperlukan karena pemerintah Belanda terus melarang Katolik, sebuah dekrit yang secara efektif memaksa para praktisi agama bersembunyi. Salah satu properti ini awalnya dimiliki oleh keluarga Baruch Spinoza dan filsuf Yahudi lahir di dalam tempat yang kemudian menjadi Mozes en Aäronkerk. Kebetulan historis ini sangat mengejutkan mengingat Spinoza akhirnya dibuang dari komunitas Yahudi Amsterdam karena menganut kepercayaan agama sesat. https://www.mustangcontracting.com/

2. Multatuli Statue

Setelah menyaksikan langsung kengerian penjajahan, Eduard Douwes Dekker memutuskan untuk menulis novel satir pedas yang mencela kehadiran Belanda di Jawa, berjudul Max Havelaar. Untuk melindungi identitasnya, Dekker menulis buku tersebut dengan nama Multatuli, sebuah frase latin yang berarti ‘Saya telah sangat menderita’. Max Havelaar sukses besar dan membantu menggalang dekolonisasi. Prestasi Multatuli tidak dapat diremehkan dan dia dinobatkan sebagai penulis Belanda paling penting sepanjang masa oleh beberapa masyarakat sastra. Saat ini, sebuah patung besar yang menyerupai dirinya menghadap ke kanal Amsterdam Singel.

3. Jewish Historical Museum

Institut menarik ini adalah bagian dari prakarsa museologis yang lebih besar yang disebut Kawasan Budaya Yahudi yang mengawasi beberapa landmark penting di sekitar Amsterdam, termasuk Sinagoga Portugis dan monumen Holocaust. Penelitian museum berkisar pada diaspora Yudaisme Eropa dan hubungannya dengan populasi non-Yahudi di benua itu. Arsipnya berisi banyak koleksi literatur Yahudi sekuler dan sakral yang secara teratur dipajang di dalam ruang pameran permanen, dan museum memiliki salinan asli seri otobiografi Charlotte Saloman Leben? oder Theater?

4. The International Institute of Social History

Landmark Sastra Terpenting di Amsterdam

Sementara nilainya menuju ke Institut Internasional Sejarah Sosial hanya karena reputasinya yang luar biasa dan perpustakaan yang luas, organisasi ini juga memiliki sekumpulan dokumen yang sangat berharga yang tidak dapat ditemukan di tempat lain di dunia. Pada tahun 1938, para direkturnya berhasil membeli beberapa manuskrip asli Karl Marx dan Frederich Engel dari Partai Sosial Demokrat Jerman dan sejak saat itu menyimpan dokumen-dokumen penting yang luar biasa ini. Koleksi besar ini berisi Das Kapital versi tulisan tangan Marx dan satu-satunya halaman salinan pertama Manifesto Komunis yang masih ada. Meskipun mungkin untuk melihat naskah-naskah ini, tulisan tangan Marx terkenal ceroboh.

5. Anne Frank House

Kehidupan Anne Frank telah menjadi bagian dari kesadaran kolektif Eropa sejak publikasi buku hariannya yang mengharukan pada tahun 1947. Sebelum dideportasi ke Auschwitz, Anne Frank dan keluarganya menghabiskan dua tahun bersembunyi di Amsterdam dan tinggal di dalam apartemen tersembunyi yang menghadap ke kanal Prinsengracht. Selama waktu ini Frank secara teratur mencatat pikiran dan perasaannya ke dalam buku harian, sebuah kebiasaan yang menyebabkan pembuatan salah satu dokumen paling menyedihkan yang pernah muncul setelah Perang Dunia II. Saat ini, ingatannya disimpan di Anne Frank House dan museum ini secara teratur menampilkan pameran besar yang mengeksplorasi aspek lain dari masa lalu Yudaisme.

6. Perdu

Platform sastra ini dimulai pada 1980-an sebagai toko buku bekas kecil yang sebagian besar menyimpan salinan literatur Eropa klasik yang sudah usang serta zine dan pamflet yang dicetak dengan harga murah. Toko dengan cepat menjadi tempat nongkrong sastra utama Amsterdam dan mengalihkan fokusnya ke pertunjukan, percakapan, dan eksperimen. Saat ini, Perdu berdedikasi untuk pengembangan seni tulis dan secara teratur meminjamkan fasilitasnya kepada organisasi yang didorong secara akademis. Situsnya saat ini terletak tepat di luar Waterlooplien dan berisi beberapa fasilitas termasuk toko buku puisi, teater skala menengah, dan penerbit kecil.